Selasa, 08 November 2011

Perancangan Terstruktur dan Perancangan Berorientasi Objek

PERANCANGAN TERSTRUKTUR

Perancangan terstruktur merupakan perancangan yang berfungsi untuk mendefinisikan dan mengilustrasikan organisasi dari sistem informasi secara berjenjang dalam bentuk modul dan submodul. Ada empat kegiatan perancangan yang harus dilakukan, yaitu:

1. Perancangan arsitektural

Yaitu perancangan struktur modul P/L dengan mengacu pada model analisis yang sesuai (DFD). Langkah-langkahnya adalah:

· mengidentifikasi jenis aliran (transform flow atau transaction flow),

· menemukan batas-batas aliran (incoming flow danoutgoing flow),

· kemudian memetakannya menjadi struktur hirarki modul.

· Selanjutnya, di alokasikan fungsi-fungsi yang harus ada pada modul-modul yang tepat.

2. Perancangan data

Perancangan struktur data yang dibutuhkan, serta merancang skema basis data dengan mengacu pada model analisis yang sesuai (ERD).

3. Perancangan antarmuka

Perancangan antarmuka P/L dengan pengguna, antarmuka dengan sistem lain, dan antar muka antar-modul.

4. Perancangan procedural

Perancangan detil dari setiap fungsi pada modul. Notasi yang digunakan bisa berupa flow chart, algoritma, dan lain-lain

Pastikan bahwa model perancangan yang dibuat sudah mengakomodasi kebutuhan non fungsional.

Kelebihan

· Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek.

· SSAD (Structured Analisys and Design) merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer.

· Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD menjadikan bagus untuk digunakan.

· SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industry.

· SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah matang dan layak untuk digunakan.

· SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan

· SSAD relatif simpel dan mudah dimengerti.

Kekurangan

· SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.

· Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD

· Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.

· Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).

· Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sliit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.

· Pada SAAD sliit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.

· SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.

· SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).

PERANCANGAN BERORIENTASI OBYEK

Analisis berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata. Dasar pembuatan adalah objek, yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas. Pengertian "berorientasi objek" berarti bahwa kita mengorganisasi perangkat lunak sebagai kumpulan dari objek tertentu yang memiliki struktur data dan perilakunya.

Metodologi pengembangan sistem berorientasi objek mempunyai tiga karakteristik utama :

a. Encapsulation

b. Inheritance

c. Polymorphism

A. ENCAPSULATION (PENGKAPSULAN)

· Encapsulation merupakan dasar untuk pembatasan ruang lingkup program terhadap data yang diproses.

· Data dan prosedur atau fungsi dikemas bersama-sama dalam suatu objek, sehingga prosedur atau fungsi lain dari luar tidak dapat mengaksesnya.

· Data terlindung dari prosedur atau objek lain, kecuali prosedur yang berada dalam objek itu sendiri.

B. INHERITANCE (PEWARISAN)

· Inheritance adalah teknik yang menyatakan bahwa anak dari objek akan mewarisi data/atribut dan metode dari induknya langsung. Atribut dan metode dari objek dari objek induk diturunkan kepada anak objek, demikian seterusnya.

· Inheritance mempunyai arti bahwa atribut dan operasi yang dimiliki bersama di anatara kelas yang mempunyai hubungan secara hirarki.

· Suatu kelas dapat ditentukan secara umum, kemudian ditentukan spesifik menjadi subkelas. Setiap subkelas mempunyai hubungan atau mewarisi semua sifat yang dimiliki oleh kelas induknya, dan ditambah dengan sifat unik yang dimilikinya.

· Kelas Objek dapat didefinisikan atribut dan service dari kelas Objek lainnya.

· Inheritance menggambarkan generalisasi sebuah kelas

Contoh :

a. Sedan dan Sepeda Motor adalah subkelas dari Kendaraan Bermotor.

b. Kedua subkelas mewarisi sifat yang dimiliki oleh Kendaraan Bermotor, yaitu mempunyai mesin dan dapat berjalan.

c. Kedua subkelas mempunyai sifat masing-masing yang berbeda, misalnya jumlah roda, dan kemampuan untuk berjalan mundur yang tidak dimiliki oleh sepeda motor.

C. POLYMORPHISM (POLIMORFISME)

· Polimorfisme yaitu konsep yang menyatakan bahwa seuatu yang sama dapat mempunyai bentuk dan perilaku berbeda.

· Polimorfisme mempunyai arti bahwa operasi yang sama mungkin mempunyai perbedaan dalam kelas yang berbeda.

· Kemampuan objek-objek yang berbeda untuk melakukan metode yang pantas dalam merespon message yang sama.

· Seleksi dari metode yang sesuai bergantung pada kelas yang seharusnya menciptakan Objek.

Kelebihan

a. Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan system

b. Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).

c. Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.

d. Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.

e. Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000).

f. Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007).

g. Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.

h. OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.

i. Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.

Kekurangan

a. Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.

b. Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.

c. Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.

d. Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem.

e. Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.

f. OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).

g. Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).

Sumber:

http://yaniwid.wordpress.com/2008/08/26/perancangan-terstruktur/

http://haryantoyuli.blogspot.com/2010/07/perancangan-terstruktur.html

http://supriliwa.wordpress.com/2010/05/07/perbandingan-metode-terstruktrur-dan-obyek-oriented-pada-pengambangan-sistem-informasi/

fenni.staff.gunadarma.ac.id/.../Perancangan+Berorientasi+Objek.pdf

Tidak ada komentar: