Selasa, 26 Oktober 2010

PARAGRAF

Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni syarat-syarat alinea :
1.Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
Ciri-ciri kalimat utama:
a.Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian akhir paragraf.
b.Suatu kalimat berisikan kalimat utama ditandai oleh kata kunci seperti:
a. Sebagai kesimpulan….
b. Yang penting….
c. Jadi, …..
d. Dengan demikian…
c. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat penjelas.

2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
Ciri-ciri kalimat penjelas:
a. Berisi penjelasan seperti:
a. Contoh-contoh
b. Rincian
c. Keterangan
d. Dll.
b. Kalimat penjelas biasanya memerlukan kalimat penghubung.
c. Selalu menghubungkan kalimat-kalimat dalam paragraph.

Selain syarat-syarat di atas, terdapat pula pembentukan paragraf atau alinea diantaranya:
1. Kesatuan, yaitu tiap paragraph/alinea hanya mengandung satu pikiran/satu tema. Jika dalam sebuah paragraph terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraph tersebut terdapat lebih dari satu ide atau masalah.

2. Kepaduan, Sepertinya hal kalimat efektif, dalam paragraph ini juga dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Kepaduan paragraph ini akan terwujud jika aliran kalimat tersebut berjalan lancer serta logis. Untuk itu, penggunaan kata ganti dan kata sambung serta frasa penghubung dapat dimanfaatkan dengan baik.

3. Pengembangan Paragraf, Pengembangan paragraph sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topik yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif berbeda dengan paragraph induktif. Karena paragraf deduktif menempatkan ide atau gagasan utama pada awal paragraph, sedangkan paragraf induktif kebalikan dari deduktif dimana penempatan ide atau gagasan utama pada akhir paragraf. Selain kalimat topic, pengembangan paragraph berhubungan pula dengan fungsi paragraph yang akan dikembangkan sebagai paragraph pembuka, paragraph pengembang, atau paragraph penutup.

Jenis paragraf
Paragraf memiliki banyak ragamnya, untuk membedakannya paragraf dikelompokkan menjadi:
1. Jenis paragraf menurut posisi kalimat topic
1. Paragraf Deduktif adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di bagian awal paragraf. Biasanya paragraf induktif menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, baru menyusul uraian permasalahan atau gagasan paragraf(umum-khusus).

2. Paragraf Induktif adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di akhir kalimat. Artinya paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahul, baru diakhiri dengan pokok pembicaraan.

3. Paragraf Deduktif-Induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan akhir paragraf. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.

4. Deskriptif atau naratif adalahkalimat utama termuat dalam seluruh alinea.

2. Jenis Paragraf menurut sifat isinya
A. Paragraf Persuasif adalah isi paragraph yang dibuat untu mempengaruhi atau mengajak pembaca. Biasanya memerlukan fakta sebagai penunjang.
Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama majalah dan Koran.

B. Paragraph argumentasi adalah isi paragraph yang membahas satu masalah dengan bukti alasan yang mendukung. Pembuktian tersebut memerlukan data dan fakta yang meyakinkan. Ciri- ciri paragraph argumentasi:
a. Adanya bukti-bukti untuk memperkuat pendapat
b. Berpikir logis dan kritis berdasarkan fakta-fakta
c. Adanya analisis yang cermat terhadap fakta yang digunakan
d. Adanya penalaran logis, yaitu merumuskan pendapat yang benar sebagai hasil berpikir merangkaian fakta-fakta.

C. Paragraph Naratif adalah isi paragraph yang menuturkan peristiwa dalam bentuk data atau cerita sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan. Ciri-ciri paragraph narasi:
a. Biasanya disampaikan secara kronologis dan mengandung plot.
b. Ada tokoh yang diceritakan.
Contoh: novel, cerpen, biografi,dll.

D. Paragraf Deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan bahasa tulisan sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan. Ciri-ciri paragraph deskriptif:
a. Menggunakan kata-kata ekspresif, yaitu kata-kata yang dapat menggambarkan apa yang penulis lihat, dengar, raba, cium, atau rasa.
b. Menggambarkan suasana alam sekitar dan perasaan si tokoh.
c. Bersifat infornatif.
Contoh: cerita tentang kesibukan di kampus, keadaan bencana.

E. Paragraph Eksposisi adalah paragraph yang memaparkan sesuatu fakta kejadian tertentu selain itu eksposisi biasanya memaparkan sejumlah pengetahuan dan informasi dengan tujuan pembaca dapat memperoleh informasi tersebut sejelas-jelasnya. Ciri-ciri paragraph eksposisi:
a. Memaparkan definisi.
b. Memaparkan langkah-langkah, metode atau cara melaksanakan kegiatan tersebut.
Contoh: resep masakan, laporan kegiatan.

Sumber:
http://nti0402.wordpress.com/2010/10/20/paragraf/
http://organisasi.or/pengertian_paragraf_alinea_dan_bagian_dari_paragraf_bahasa_indonesia
http://peperonity.com/go/sites/mview/bahasa-indonesia/17750098

Senin, 18 Oktober 2010

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.

1. KEPADUAN / KOHERENSI

Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga maksud atau informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah (sistematis). Kepaduan dalam kalimat ditandai dengan hal sebagai berikut.

a. Kalimat padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.

b. Tidak menyisipkan kata diantara predikat dan objek

2. KEPARALELAN

Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu sendiri. Artinya, bila dalam suatu kalimat menggunakan bentuk nomina berarti seterusnya menggunakan nomina. Apabila bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:

- harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes

Kalimat di atas tidak memiliki kesejajaran karena terbentuk dari bentuk kata yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Oleh karena itu, kalimat ini harus disejajarkan bentuknya, menjadi:

- harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes

3. KEHEMATAN

Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau frasa yang dapat memperjelas kalimat. Kalimat hemat memiliki beberapa kriteria, yaitu

1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.

2. Penghematan dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.

3. Penghematan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.

4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:

· Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh:
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

· Menggunakan partikel, penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?

· Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh:
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

· Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh:
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

5. KEVARIASIAN
Sebuah bacaan atau tulisan yang baik merupakan suatu komposisi yang dapat memikat dan mengikat pembaca untuk terus membacanya sampai selesai. Kevariasian kalimat dapat membuat pembaca merasa tidak jenuh dalam membacanya. Kevariasian dapat berwujud penempatan subjek, predikat, dan objek yang berbeda-beda, adanya kalimat yang pendek dan panjang, dan adanya jenis kalimat yang berbeda-beda (kalimat berita, tanya,dan seru atau kalimat langsung dan tidak langsung).

http://namakuaku.wordpress.com/2008/11/15/kalimat-yang-baik-dan-benar/

http://readone82.blogdetik.com/2009/08/26/kalimat-efektif/

http://umarkhalid33sastra.blogspot.com/2010/05/kalimat-efektif-dan-penggunaannya-dalam.html

Kamis, 14 Oktober 2010

KALIMAT DASAR B.INDONESIA

KALIMAT
Kalimat adalah kalimat rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat ada berbagai macam bentuk dan jenisnya atau ada juga yang berpendapat tentang kalimat adalah sebagai satuan gramatika yang terdiri atas sejumlah kata dan berintonasi final. Untuk membuat kalimat efektif diperlukan aspek penguasaan bahasa sebagai berikut :
1. Penguasaan secara aktif sejumlah besar perbendaharaan kata (kosakata) bahasa.
2. Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif.
3. Kemampuan menggunakan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-gagasan.
4. Tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

Kalimat yang benar adalah kalimat yang sesuai dengan aturan atau kaidah yang berlaku, baik yang berkaitan dengan kaidah tata bunyi (fonologi), tata bahasa, kosakata, maupun ejaan. Sementara itu, kalimat yang baik adalah kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang dapat menyampaikan pesan/informasi secara tepat.

UNSUR-UNSUR KALIMAT
Secara praktis, kesatuan gagasan diwakili oleh pola sebagai berikut :
Subyek + Predikat + Obyek + Pelengkap + Keterangan
(S) + (P) + (O) + (Pel) + (Ket)

1. Subjek (S) adalah unsur pokok dalam suatu kalimat di samping unsur predikat.
2. Predikat (P) adalah unsur pokok dalam suatu kalimat, di samping subjek.
3. Objek (O) merupakan bagian kalimat yang berfungsi melengkapi predikat yang berupa kata kerja transitif.
4. Pelengkap (Pel) merupakan bagian kalimat yang memiliki kesamaan dengan objek.
5. Keterangan (Ket) merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat.

SUBJEK DAN CIRINYA
Subjek (S) adalah unsur pokok dalam suatu kalimat di samping unsur predikat. Jawaban atas pertanyaan apa dan siapa
1. Berupa kata benda atau frase bendaan
2. Disertai kata itu, ini, dan tersebut
3. Didahului kata bahwa
4. Tidak didahului preposisi
5. Mempunyai keterangan pewatas yang

PREDIKAT DAN CIRINYA
Predikat (P) adalah unsur pokok dalam suatu kalimat, di samping subjek. Predikat merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana.
a. Predikat disertai kata adalah atau merupakan
b. Predikat dapat diingkari
c. Predikat dapat disertai kata keterangan aspek
d. Predikat dapat disertai kata keterangan modalitas
e. Predikat dapat didahului kata yang
f. Predikat dapat berupa :
- kata benda / frase nominal,
- kata kerja / frase verbal,
- kata sifat / frase adjektival,
- kata bilangan / frase numeral,
- kata depan / frase preposisional.
Fungsi predikat menyatakan pernyataan, perintah, atau pertanyaan.

OBJEK DAN CIRINYA
Objek ialah Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek :
Langsung di Belakang Predikat. Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat. Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya. Didahului kata Bahwa anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

PELENGKAP DAN CIRINYA
Pelengkap (Pel) merupakan bagian kalimat yang memiliki kesamaan dengan objek. Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
ciri-ciri pelengkap:
Di belakang predikat ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut:
1. Esty mengirimi saya buku baru.
2. Mereka membelikan anaknya sepeda baru.
Unsur kalimat surat, buku,sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.

KETERANGAN DAN CIRINYA
Keterangan (Ket) merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat. Ciri keterangan ialah dapat dipindah –pindah posisinya.
perhatikan contoh berikut:
Kakak sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
S P O K
Dengan bahan itu Kakak sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO. Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan.

POLA-POLA PADA KALIMAT DASAR BAHASA INDONESIA
Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
1. KB + KK : wakil rakyat berdiskusi.
2. KB + KS : Guru itu cantik.
3. KB + KBil : Harga laptop itu lima juta rupiah.
4. KB + (KD + KB : Tinggalnya di Tanjung pinang.
5. KB + KK + KB : Mereka menonton bola.
6. KB + KK + KB + KB : Om mencarikan saya pekerjaan.
7. KB + KB : Agus peneliti.
Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.


http://tithagalz.wordpress.com/2010/10/09/kalimat-dasar-bahasa-indonesia/
http://www.scribd.com/doc/23773891/UNSUR-UNSUR-KALIMAT

Kamis, 07 Oktober 2010

Variasi Berbahasa


Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan.

MACAM-MACAM RAGAM BAHASA
1.Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.
2.Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
3.Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.
4.Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling mengenal.
5.Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
6.Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.
7.Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.

CARA PENGUNGKAPAN
Ragam lisan adalah bahasa yang dianjurkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberikan sambutan, dan ceramah. Ragam lisan yang non standar , misalnya dalam percakapan antar teman , atau dalam kesempatan nonformal lainnya.
Kelebihan Ragam Bahasa lisan:
Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi.
a. Bahasa lisan lebih ekspresif,dmana mimik,intonasi,dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
b. Bunyi arbiter yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk bekomunikasi secara langsung.
c. Bahasa lisan merupakan bahasa yang primer
d. Dapat bekerja sama dan identifikasi diri
Kelemahan Ragam bahasa lisan:
Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah, hanya akan berarti dan berlaku untuk waktu itu saja. Apa yang diperbincangkan dalam suatu ruang diskusi belum tentu dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruang.

Ragam tulisan adalah bahas yang di tulis atau yang di cetak / tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar mau pun nonstandar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku – buku pelajaran, teks, majalah , surat kabar, poster, iklan. Sedangkan ragam nonstandar dapat kita temukan pada majalah remaja, iklan, atau poster.
Kelebihan Ragam Bahasa tulisan:
Ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang, dan waktu.
a. adanya kosa kata yang berpedoman.
b. adanya tanda baca dalam mengungkapan ide.
c. adanya ketepatan dalam pilihan kata.
Kelemahan Ragam bahasa tulisan:
Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap daripada ragam lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki agar orang yang “diajak bicara” mengerti isi tulisan itu. Contoh ragam tulis ialah tulisan-tulisan dalam buku, majalah, dan surat kabar.

Fungsional ragam bahasa
Bisnis ragam bahasa yang digunakan dalam bisnis yaitu bahasa bisnis yang khas dalam dunia bisnis.
1. Bahasa yang digunakan haruslah dimegerti oleh pembisnis lainny
2. Menggunakan bahasa baku
Hukum Indonesia memiliki ciri-ciri bahasa keilmuan (menurut Moeliono 1974 dalam natabaya 2000) yakni:
1. lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan.
2. objektif dan menekan prassangka pribadi.
3. memberikan definisi yang cermat tentang nama,sifat,dan katagori yang diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran.
4. tidak beremosi dan menjauhi tafsiran yang bersensisi.
5. membakukan makna kata-katanya ,ungkapannya,dan gaya paparannya berdasarkan konvensi.

Sastra biasanya menggunakan kata – kata sastra dan bahasa indonsia yang baik.
Diksi adalah pemilihan kata dan gaya ekpresi. Bisa juga di artikan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan di pahami. Istilah khusus adalah kata-kata yang pemakaiannya dan maknanya bersifat khusus dan terbatas pada suatu bidang tertentu.
Macam – macam makna:
a.Makna Leksikal dan makna Gramatikal.
b.Makna Referensial dan Nonreferensial.
c.Makna Denotatif dan Konotatif.
d.Makna Konseptual dan Makna Asosiatif.
e.Makna Kata dan Makna Istilah.
f.Makna Idiomatikal dan Peribahasa.
g.Makna Kias dan Lugas.

Relasi adalah hubungan makna yang menyangkut hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi), kelebihan makna (redundansi) dan sebagainya.

1. Fungsi Perorangan.
Fungsi perorangan ini diuraikan berdasarkan kajian Halliday (1976).
Klasifikasi fungsi perorangan bahasa anak ada enam dan setelah lebih dari tiga tahun
bertambah satu lagi.

2. Fungsi Kemasyarakatan.
Fungsi kemasyarakatan bahasa menunjukkan peranan khusus suatu
bahasa dalam kehidupan bermasyarakat. Klasifikasi bahasa berdasarkan
fungsi kemasyarakatan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu berdasarkan
ruang lingkup dan bidang pemakaiannya.

3. Fungsi Kebudayaan.
Fungsi bahasa dalam kebudayaan adalah
(1) sarana perkembangan kebudayaan.
(2) jalur penerus kebudayaan, dan
(3) inventaris ciri-ciri kebudayaan.
Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan dan bahasalah yang
memungkinkan pengembangan kebudayaan (secara filogenetik). Dalam
hubungannya dengan perorangan, anggota kebudayaan, (secara
ontogenetic = terjadinya kebudayaan), seseorang belajar dan mengetahui
kebudayaan kebanyakan melalui bahasa, artinya seseorang belajar hidup
dalam suatu kebudayaan melalui dan dengan bantuan bahasa. Suatu
kebudayaan dilahirkan dalam perorangan kebanyakan dengan bantuan
bahasa.

4. Fungsi Pendidikan.
Fungsi pendidikan bahasa lebih banyak didasarkan pada tujuan
penggunaan bahasa dalam pendidikan dan pengajaran. Fungsi pendidikan
bahasa dibagi menjadi empat, yaitu fungsi integratif, instrumental, kultural,
dan penalaran.