Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
1. KEPADUAN / KOHERENSI
Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga maksud atau informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah (sistematis). Kepaduan dalam kalimat ditandai dengan hal sebagai berikut.
a. Kalimat padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
b. Tidak menyisipkan kata diantara predikat dan objek
2. KEPARALELAN
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu sendiri. Artinya, bila dalam suatu kalimat menggunakan bentuk nomina berarti seterusnya menggunakan nomina. Apabila bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
- harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes
Kalimat di atas tidak memiliki kesejajaran karena terbentuk dari bentuk kata yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Oleh karena itu, kalimat ini harus disejajarkan bentuknya, menjadi:
- harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes
3. KEHEMATAN
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau frasa yang dapat memperjelas kalimat. Kalimat hemat memiliki beberapa kriteria, yaitu
1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
2. Penghematan dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.
3. Penghematan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
· Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh:
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
· Menggunakan partikel, penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
· Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh:
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
· Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh:
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KEVARIASIAN
Sebuah bacaan atau tulisan yang baik merupakan suatu komposisi yang dapat memikat dan mengikat pembaca untuk terus membacanya sampai selesai. Kevariasian kalimat dapat membuat pembaca merasa tidak jenuh dalam membacanya. Kevariasian dapat berwujud penempatan subjek, predikat, dan objek yang berbeda-beda, adanya kalimat yang pendek dan panjang, dan adanya jenis kalimat yang berbeda-beda (kalimat berita, tanya,dan seru atau kalimat langsung dan tidak langsung).
http://namakuaku.wordpress.com/2008/11/15/kalimat-yang-baik-dan-benar/
http://readone82.blogdetik.com/2009/08/26/kalimat-efektif/
http://umarkhalid33sastra.blogspot.com/2010/05/kalimat-efektif-dan-penggunaannya-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar