Apa itu IT Forensics?
Dibawah ini terdapat beberapa
definisi IT Forensics, yaitu:
·
IT
Forensics merupakan penggunaan sekumpulan prosedur untuk melakukan pengujian
secara menyeluruh suatu sistem komputer dengan mempergunakan software dan tool
untuk memelihara barang bukti tindakan kriminal.
·
Menurut
Noblett, IT Forensics yaitu berperan untuk mengambil, menjaga, mengembalikan,
dan menyajikan data yang telah diproses secara elektronik dan disimpan di media
komputer.
·
Menurut
Judd Robin, IT Forensics yaitu penerapan secara sederhana dari penyidikan
komputer dan teknik analisisnya untuk menentukan bukti-bukti hukum yang mungkin.
Jadi, IT Forensik
adalah ilmu komputer yang menjurus ke bagian forensik yang berkaitan dengan
bukti hukum jika pada komputer dan media penyimpanan digital ditemukan
bukti-bukti penyalahgunaan. Komputer forensik juga dikenal sebagai Digital
Forensik yang terdiri dari aplikasi dari ilmu pengetahuan kepada indetifikasi,
koleksi, analisa, dan pengujian dari bukti digital.
Tujuan IT Forensics
Adalah untuk mengamankan dan
menganalisa bukti digital. Dari data yang diperoleh melalui survey oleh FBI dan
The Computer Security Institute, pada tahun 1999 mengatakan bahwa 51% responden
mengakui bahwa mereka telah menderita kerugian terutama dalam bidang finansial
akibat kejahatan komputer. Kejahatan Komputer dibagi menjadi dua, yaitu:
·
Komputer
fraud.
Kejahatan atau
pelanggaran dari segi sistem organisasi komputer.
·
Komputer
crime.
Merupakan kegiatan berbahaya
dimana menggunakan media komputer dalam melakukan pelanggaran hukum.
Mengapa perlu diadakan IT
Forensics?
Kejahatan atau tindak merugikan
atas dasar ketidak sengajaan tidak hanya terjadi didalam dunia nyata saja,
melainkan telah merambah kedalam dunia maya atau digital, hal ini dikarenakan
perkembangan zaman yang semakin cepat telah membuat masyarakat konvesional
beralih menjadi masyarakat digital, dan tentu saja dimasa transisi tersebut
menimbulkan berbagai macam lubang kejahatan baru disamping adanya peluang usaha
dan kegiatan baru.
Kejahatan atau kejadian dalam
dunia nyata sangatlah berbeda dengan dunia digital, karena jikalau di dunia
nyata suatu kejadian yang telah terjadi hanya dapat di reka ulang maka lain
halnya didalam dunia digital, bahwa setiap kejadian yang telah terjadi dapat
dimunculkan kembali(buka perekaan) untuk dijadikan sebagai bukti otentik dalam
menyelsaikan suatu kasus, dan tentu saja hal ini jauh berbeda dengan apa yang
harus dilakukan polisi dengan seorang IT Forensik.
Elemen penting dalam penyelesaian
masalah keamanan dan kejahatan dunia komputer adalah penggunaan sains dan
teknologi itu sendiri. Dalam hal ini sains dan teknologi dapat digunakan oleh
fihak berwenang seperti: penyelidik, kepolisian, dan kejaksaan untuk mengidentifikasi
tersangka pelaku tindak kriminal.
Bukti digital (Digital Evidence)
merupakan salah satu perangkat vital dalam mengungkap tindak cybercrime. Dengan
mendapatkan bukti-bukti yang memadai dalam sebuah tindak kejahatan, Bukti
Digital yang dimaksud dapat berupa adalah : E-mail, file-file wordprocessors,
spreadsheet, sourcecode dari perangkat lunak, Image, web browser, bookmark,
cookies, Kalender.
Network Administrator merupakan
sosok pertama yang umumnya mengetahui keberadaan cybercrime sebelum sebuah
kasus cybercrime diusut oleh pihak yang berwenang. Ketika pihak yang berwenang
telah dilibatkan dalam sebuah kasus, maka juga akan melibatkan elemen-elemen
vital lainnya, antara lain:
·
Petugas
Keamanan (Officer/as a First Responder), Memiliki kewenangan tugas antara lain
seperti mengidentifikasi peristiwa, mengamankan bukti, pemeliharaan bukti yang
temporer dan rawan kerusakan.
·
Penelaah
Bukti (Investigator), adalah sosok yang paling berwenang dan memiliki
kewenangan tugas seperti menetapkan instruksi-instruksi, melakukan pengusutan
peristiwa kejahatan, pemeliharaan integritas bukti.
·
Tekhnisi
Khusus, memiliki kewenangan tugas yaitu memeliharaan bukti yang rentan
kerusakan dan menyalin storage bukti, mematikan(shuting down) sistem yang
sedang berjalan, membungkus/memproteksi buktibukti, mengangkut bukti dan
memproses bukti.
Audit Trail merupakan salah satu fitur dalam
suatu program yang mencatat semua kegiatan yang dilakukan tiap user dalam suatu
tabel log. secara rinci. Audit Trail secara default akan mencatat waktu , user,
data yang diakses dan berbagai jenis kegiatan. Jenis kegiatan bisa berupa
menambah, merungubah dan menghapus.
Audit Trail apabila diurutkan berdasarkan
waktu bisa membentuk suatu kronologis manipulasi data.Dasar ide membuat fitur
Audit Trail adalah menyimpan histori tentang suatu data (dibuat, diubah atau
dihapus) dan oleh siapa serta bisa menampilkannya secara kronologis. Dengan adanya
Audit Trail ini, semua kegiatan dalam program yang bersangkutan diharapkan bisa
dicatat dengan baik.
Fasilitas Audit Trail
Fasilitas Audit Trail diaktifkan, maka setiap
transaksi yang dimasukan ke Accurate, jurnalnya akan dicatat di dalam sebuah
tabel, termasuk oleh siapa, dan kapan. Apabila ada sebuah transaksi yang
di-edit, maka jurnal lamanya akan disimpan, begitu pula dengan jurnal barunya.
Cara Kerja Audit Trail
Audit Trail yang disimpan dalam suatu table dengan
menyisipkan perintah penambahan record ditiap query Insert, Update dan Delete dengan
memanfaatkan fitur trigger pada DBMS. Trigger adalah kumpulan SQL statement,
yang secara otomatis menyimpan log pada event INSERT, UPDATE, ataupun DELETE
pada sebuah tabel.
Hasil Audit Trail
Record Audit Trail disimpan dalam bentuk,
yaitu :
- Binary File – Ukuran tidak besar dan tidak bisa dibaca begitu
saja
- Text File – Ukuran besar dan bisa dibaca langsung
- Tabel.
REAL TIME AUDIT
Real Time Audit atau RTA adalah sebuah sistem
online untuk mengawasi semua aspek proyek investasi dan pengembangan untuk
memberikan penilaian transparan status saat ini dari semua aktivitas yang
berhubungan, di mana pun mereka berada. RTA didasarkan pada siklus hidup proyek
lengkap termasuk pengembangan konsep awal, produksi proposal rinci melalui
analisis keputusan yang mengarah pada alokasi sumber daya terhadap proyek.
Analisis proyek meliputi kajian teknis, ekonomi dan keuangan viabilitas,
pertanyaan operasional yang sedang berlangsung dan substitusi akhirnya operasi
berlangsung pada akhir siklus. RTA menggabungkan rekor prosedural sederhana dan
logis dari perencanaan dan komitmen dana. Prosedur analitik yang sedang
berlangsung memberikan alert tepat waktu untuk mencegah pengeluaran yang tidak
sesuai.
Sedangkan RTA adalah alat manajemen proyek
yang ideal itu juga dirancang untuk melayani kebutuhan investor proyek,
termasuk organisasi donor bantuan dengan membiarkan agen-agen mereka untuk
“melihat di atas bahu” dari manajer proyek untuk memantau kemajuan. Sifat
non-intrusif dari accesss informasi untuk agen resmi berarti tuntutan
administratif pada manajer operasi berkurang. RTA adalah metode biaya rendah
untuk memantau kemajuan yang mengurangi overhead administratif dari kedua
organisasi pelaksana dan lembaga donor.
Sumber:
irmarr.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../IT+Forensics.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar